Rabu, 07 September 2016

Kepiting (Avertebrata Air)

Kepiting ( Avertebrata Air )

 


A.    Pengertian Kepiting
Kepiting adalah binatang crustacea berkaki sepuluh, yang mempunyai perut yang tersembunyi di bawah thorax. Hewan ini dikelompokkan ke dalam :
Kerajaan             : Animalia
Filum                  : Arthropoda
Subfilum                        : Crustacea
Kelas                  : Malacostraca
Ordo                   : Decapoda
Subordo             : Pleocyemata
Infraordo            : Branchyura
Genus                 : Scylla
Species               : S.Serrata
Tubuh kepiting umumnya ditutupi dengan exoskeleton (kerangka luar) yang sangat keras, dan dipersenjatai dengan sepasang capit. Kepiting hidup di air laut, air tawar dan darat dengan ukuran yang beraneka ragam.
 Kepiting mempunyai bentuk dan ukuran yang beragam tetapi seluruhnya mempunyai kesamaan pada bentuk tubuh. Seluruh kepiting mempunyai chelipeds dan empat pasang kaki jalan.Pada bagian kaki juga dilengkapi dengan kuku dan sepasang penjepit, chelipeds terletak di depan kaki pertama dan setiap jenis kepiting memiliki struktur chelipeds yang berbeda-beda. Chelipeds dapat digunakan untuk memegang dan membawa makanan, menggali, membuka kulit kerang dan juga sebagai senjata dalam menghadapi musuh. Di samping itu, tubuh kepiting juga ditutupi dengan  Carapace. Carapace merupakan kulit yang keras atau dengan istilah lain exoskeleton (kulit luar) berfungsi untuk melindungi organ dalam bagian kepala, badan dan insang.
Kepiting sejati mempunyai lima pasang kaki, sepasang kaki yang pertama dimodifikasi menjadi sepasang capit dan tidak digunakan untuk bergerak serta sepasang kaki yang kelima dimodifikasi menjadi pipih dan bulat yang diguanakan kepiting dalam berenang. Bagian mulut kepiting ditutupi oleh maxilliped yang rata, dan bagian depan dari carapace tidak membentuk sebuah rostrum yang panjang. Insang kepiting terbentuk dari pelat-pelat yang pipih (phyllobranchiate), mirip dengan insang udang, namun dengan struktur yang berbeda. Insang yang terdapat di dalam tubuh berfungsi untuk mengambil oksigen biasanya sulit dilihat dari luar. Insang terdiri dari struktur yang lunak terletak di bagian bawah carapace. Sedangkan mata menonjol keluar berada di bagain depan carapace.


B.                Jenis – jenis kepiting
Pada umumnya, kepiting dapat ditemukan diseluruh lautan di dunia, sedangkan kepiting yang hidup di air tawar atau darat kebanyakan hidup di daerah tropis. Kepiting dapat ditemukan dalam berbagai ukuran, mulai dari kepiting kacang (pea crab) yang memiliki ukuran lebar hanya beberapa milimeter saja sampai dengan kepiting laba – laba jepang yang memiliki rentangan kaki sampai 4 meter.  Ada sekitar 850 spesies kepiting air tawar,kepiting darat atau semiterestrial, mereka dapat ditemukan di seluruh wilayah tropis maupun subtropis.
Adapun jenis – jenis kepiting diantaranya yaitu :
1.       Kepiting bakau
2.       Rajungan
3.       Charybdishellerii
4.       Matuta victor
5.       Ashtoret lunaris
6.       Micippa cristata
7.       Calarpa philargius
8.       Rhinolambrus pelagicus
9.       Helice leachi
10.   Uca forcipata
11.   Uca dussumieri
12.   Menaethius monoceros

C.               Morfologi Kepiting
Kepiting bakau dapat diidentifikasi dengan mengamati ciri-ciri meristik dan morfometril serta pola warna dengan mengacu pada kunci identifikasi Keenan,Hasil penelitian  menunjukkan bahwa berdasarkan warna, bentuk duri pada frontal dan jumlah duri pada karpus, teridentifkasi 4 spesies kepiting bakau di kawasan Mangrove yaitu Scylla olivacea, scylla traquebarica, Scylla serrata dan Scylla paramamosain dimana  Scylla olivacea  adalah  jenis yang dominan.
Mengacu pada deskripsi oleh P.K.L Ng (1998) dalam Carpenter & Niem (1998) karakter pembeda masing-masing spesies pada genus Scylla adalah sebagai berikut:
a.    Scylla paramamosain: Bagian luar carpus pada cheliped hanya punya 1 granule tumpul, palm memiliki pola totol-totol kuning atau orange oranye dengan duri yang tajam. Sedangkan frontal margin biasanya bergigi-gigi tajam. Jenis ini termasuk yang umum ditemukan di area mangrove di Asia Tenggara.
b.    Scylla olivacea: Bagian luar carpus pada cheliped hanya punya 1 granule tumpul, palm berpola totol-totol kuning atau oranye dengan duri yang tereduksi dan tumpul. Frontal margin biasanya juga bergigi-gigi tumpul. Inilah sebenarnya jenis yang paling umum ditemukan, termasuk di warung sari laut tadi.
c.    Scylla serrata: Bagian luar carpus pada cheliped punya 2 granule tajam seperti duri. Palm berwarna hijau sampai keunguan dan biasanya dengan pola totol-totol. Frontal margin ditandai dengan duri-duri tajam. Karapaks berwarna hijau atau hijau zaitun dan pada kaki belakangnya punya pola totol-totol, baik pada individu jantan maupun betina. Jenis ini lebih umum tertangkap di kawasan lepas pantai yang bersubstrat lumpur.
d.    Scylla tranquebarica: Bagian luar carpus pada cheliped punya 2 granule tajam dengan frontal margin berduri-duri tumpul. Karapaks serta palm berwarna hijau gelap, keunguan, bahkan sampai hitam dan tanpa adanya pola totol-totol pada betina. Sedangkan individu jantan punya pola totol-totol pada kaki belakangnya.
Sebagian besar kepiting yang hidup di mangrove memperlihatkan adaptasi morfologis saat bernafas ketika berada di darat. Ukuran insang kepiting berkorelasi dengan habitat dan aktivitas metabolik. Spesies intertidal di daerah temperate umumnya telah mereduksi luas insang dibanding dengan spesies akuatik. Gejala ini terjadi pada spesies kepiting mangrove Ocypode  dan Uca  yang mempunyai beberapa filamen insang dibanding kerabat dekatnya di spesies akuatik. Filamen insang mengeras sebagai pemelihara bentuk, orientasi  dan fungsi tubuh bila kepiting keluar dari air. Celah insang menjadi vaskular dan dapat berfungsi sebagai paru-paru. Kepiting ini memompa udara melalui udara yang tertahan di dalam celah insang yang harus diperbaharui secara teratur dengan sering masuk ke dalam air .
Bagian tubuh kepiting juga dilengkapi bulu dan rambut sebagai indera penerima. Bulu-bulu terdapat hampir di seluruh tubuh tetapi sebagian besar bergerombol pada kaki jalan. Untuk menemukan makanannya kepiting menggunakan rangsangan bahan kimia yang dihasilkan oleh organ tubuh. Antena memiliki indera penciuman yang mampu merangsang kepiting untuk mencari makan. Ketika alat pendeteksi pada kaki melakukan kontak langsung dengan makanan, chelipeds dengan cepat menjepit makanan tersebut dan langsung dimasukkan ke dalam mulut. Mulut kepiting juga memiliki alat penerima sinyal yang sangat sensitif untuk mendeteksi bahan-bahan kimia. Kepiting mengandalkan kombinasi organ perasa untuk menemukan makanan, pasangan dan menyelamatkan diri dari predator.
Kepiting memiliki sepasang mata yang terdiri dari beberapa ribu unit optik. Matanya terletak pada tangkai, dimana mata ini dapat dimasukkan ke dalam rongga pada carapace ketika dirinya terancam. Kadang-kadang kepiting dapat mendengar dan menghasilkan berbagai suara. Hal yang menarik pada berbagai spesies ketika masa kawin, sang jantan mengeluarkan suara yang keras dengan menggunaklan chelipeds-nya atau menggetarkan kaki jalannya untuk menarik perhatian sang betina. Setiap spesies memiliki suara yang khas, hal ini digunakan untuk menarik sang betina atau untuk menakut-nakuti pejantan lainnya.


D.                Alat reproduksi
Kepiting  jantan dan betina dapat dibedakan dengan mengamati alat kelamin yang terdapat dibagian perut. Pada bagian perut jantan umumnya terdapat organ kelamin berbentuk segi tiga yang sempit dan dapat meruncing di bagian depan. Organ kelamin betina berbentuk segitiga yang relatif lebar dan di bagian depan agak tumpul. Kepiting jantan dan betina dibedakan oleh ruas abdomennya. Ruas abdomen kepiting jantan berbentuk segitiga, sedangkan pada kepiting betina berbentuk agak membulat dan lebih lebar. Dan perkawinan terjadi di saat suhu air mulai naik, biasanya betina akan mengeluarkan cairan kimiawi perangsang, yaitu pheromone kedalam air untuk menarik perhatian kepiting jantan, setelah jantan berhasil terpikat maka kepiting jantan akan naik ke atas karapas kepiting betina untuk berganti kulit (molting), selama kepiting betina molting maka kepiting jantan akan melindungi kepiting betina selama 2-4 hari sampai cangkang terlepas, kepiting jantan akan membalikkan tubuh kepiting betina untuk melakukan kopulasi / perkawinan. Biasanya,kopulasi berlangsung 7-12 jam dan hanya akan terjadi jika karapas kepiting betina dalam ke adan lunak. spermatofor kepiting jantan akan di simpan di dalam supermateka kepiting betina sampai telur siap di buahi.telur di dalam tubuh kepiting betina yang suda matang akan turun ke oviduk dan akan di buahi oleh sperma.
Proses fertilisasi kepiting  tidak halnya seperti udang yang hanya terjadi pada malam hari ( kondisi gelap ). Kepiting  juga dapat melakukan perkawinan/pemijahan pada siang hari.

E.                 DAUR HIDUP KEPITIN
Seperti hewan air lainnya reproduksi kepiting terjadi di luar tubuh, hanya saja sebagian kepiting meletakkan telur-telurnya pada tubuh sang betina. Kepiting betina biasanya segera melepaskan telur sesaat setelah kawin, tetapi sang betina memiliki kemampuan untuk menyimpan sperma sang jantan hingga beberapa bulan lamanya. Telur yang akan dibuahi selanjutnya dimasukkan pada tempat (bagian tubuh) penyimpanan sperma. Setelah telur dibuahi telur-telur ini akan ditempatkan pada bagian bawah perut (abdomen).  Jumlah telur yang dibawa tergantung pada ukuran kepiting. Beberapa spesies dapat membawa puluhan hingga ribuan telur ketika terjadi pemijahan. Telur ini akan menetas setelah beberapa hari kemudian menjadi larva (individu baru) yang dikenal dengan “zoea”. Ketika melepaskan zoea ke perairan, sang induk menggerak-gerakkan perutnya untuk membantu zoea agar dapat dengan mudah lepas dari abdomen. Larva kepiting selanjutnya hidup sebagai plankton dan melakukan moulting beberapa kali hingga mencapai ukuran tertentu agar dapat tinggal di dasar perairan sebagai hewan dasar . Daur hidup kepiting dapat dilihat pada Gambar 5.
Daur hidup kepiting meliputi telur, larva (zoea dan megalopa), post larva atau juvenil, anakan dan dewasa .Perkembangan embrio dalam telur mengalami 9 fase. Larva yang baru ditetaskan (tahap zoea) bentuknya lebih mirip udang dari pada kepiting .Di kepala terdapat semacam tanduk yang memanjang, matanya besar dan di ujung kaki-kakinya terdapat rambut-rambut. Tahap zoae ini juga terdiri dari 4 tingkat untuk kemudian berubah ke tahap megalopa dengan bentuk yang lain lagi. Larva kepiting berenang dan terbawa arus serta hidup sebagai plankton. Beberapa hasil penelitian menyebutkan bahwa larva kepiting hanya mengkonsumsi fitoplankton beberapa saat setelah menetas dan segera setelah itu lebih cenderung memilih zooplankton sebagai makanannya . Keberadaan larva kepiting di perairan dapat menentukan kualitas perairan tersebut, karena larva kepiting sangat sensitif terhadap perubahan kualitas perairan.


F.              Sistem pencernaan
           Pencernaan adalah proses penyederhanaan makanan melaului cara fisik dan kimia, sehingga menjadi sari-sari makanan yang mudah diserap di dalam usus, kemudian diedarkan ke seluruh organ tubuh melalui sistem peredaran darah
Jenis pakan yang di konsumsi kepiting dapat berupah artemia, ikan rucah, daging kerang-kerangan, hancuran daging siput, dan lumut. Pemberian pakan tergantung pada ukuran kepiting, bila masih larva biasanya Brachionus plicatilisTetracelmis chuii dan Naupli artemia. Kepiting juga bersifat kanibalisme biasanya dia akan menyarang kepiting lain yang sedang dalam kondisih lemah atau ganti kulit ( molting ).
Alat pencernaan terbagi menjadi tiga, tembolok, lambung otot, lambung kelenjar. Didalam perut kepiting terdapat gigi kalsium yang teratur berderet secara longitudinal, selain gigi kalsium juga terdapat gastrolik yang berfungsi mengeraskan rangka luar (eksoskeleton) setelah terjadi eksdisis (penegelupasan kulit). Urutan pencernaan makanannya dimulai dari mulut, kerongkongan (esofagus), lambung (ventrikulus), usus dan anus. Hati (hepar) terletak di dekat lambung. Sisa-sisa metabolisme tubuh diekskresikan lewat kelenjar hijau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar