Berikut ini klasifikasi capung:
Kerajaan: Animalia
Filum: Arthropoda
Kelas: Insecta
Ordo: Odonata
Upaordo: Epiprocta
Infraordo: Anisoptera
Famili:
- Aeshnidae
- Austropetaliidae
- Cordulegastridae
- Corduliidae
- Gomphidae
- Libellulidae
- Macromiidae
- Neopetaliidae
- Petaluridae
Untuk genus dari capung itu sendiri
cukup banyak mengingat banyaknya spesies dari capung itu sendiri. Capung
(subordo Anisoptera) relatif mudah dibedakan dari capung jarum (subordo
Zygoptera). Capung umumnya bertubuh relatif besar dan hinggap dengan
sayap terbuka atau terbentang ke samping. Sedangkan capung jarum umumnya
bertubuh kecil (meskipun ada beberapa jenis yang agak besar), memiliki
abdomen yang kurus ramping mirip jarum, dan hinggap dengan sayap-sayap
tertutup, tegak menyatu di atas punggungnya.
Capung dan capung jarum menyebar
luas, di hutan-hutan, kebun, sawah, sungai dan danau, hingga ke
pekarangan rumah dan lingkungan perkotaan. Ditemukan mulai dari tepi
pantai hingga ketinggian lebih dari 3.000 m dpl. Beberapa jenisnya,
umumnya jenis capung, merupakan penerbang yang kuat dan luas wilayah
jelajahnya. Beberapa jenis yang lain memiliki habitat yang spesifik dan
wilayah hidup yang sempit. Capung jarum biasanya terbang dengan lemah,
dan jarang menjelajah jauh.
Daur Hidup atau Metamorfosis Capung - Klasifikasi Capung |
Siklus hidup capung, dari telur
hingga mati setelah dewasa, bervariasi antara enam bulan hingga maksimal
enam atau tujuh tahun. Capung meletakkan telurnya pada tetumbuhan yang
berada di air. Ada jenis yang senang dengan air menggenang, namun ada
pula jenis yang senang menaruh telurnya di air yang agak deras. Setelah
menetas, tempayak (larva) capung hidup dan berkembang di dasar perairan,
mengalami metamorfosis menjadi nimfa, dan akhirnya keluar dari air
sebagai capung dewasa.
Sebagian besar siklus hidup capung
dihabiskan dalam bentuk nimfa, di bawah permukaan air, dengan
menggunakan insang internal untuk bernapas. Tempayak dan nimfa capung
hidup sebagai hewan karnivora yang ganas. Nimfa capung yang berukuran
besar bahkan dapat memburu dan memangsa berudu dan anak ikan. Setelah
dewasa, capung hanya mampu hidup maksimal selama empat bulan.
Capung jarum adalah serangga yang
termasuk ke dalam ordo Odonata, subordo Zygoptera. Jenis-jenis capung
biasanya dibagi ke dalam dua kelompok besar, yaitu capung atau
sibar-sibar dan capung jarum. Capung jarum memiliki ciri-ciri unik yang
membuatnya mudah dibedakan dari jenis capung lainnya, yaitu bentuk tubuh
yang ramping seperti jarum dan posisi sayap tegak ke atas saat
istirahat. Capung jarum sering ditemukan di sekitar kolam, rawa, hutan,
dan sawah.
Capung Jarum |
Berikut klasifikasi capung jarum.
Kerajaan: Animalia
Filum: Arthropoda
Kelas: Insecta
Ordo: Odonata
Upaordo: Zygoptera
Families:
- Amphipterygidae
- Calopterygidae
- Chlorocyphidae
- Coenagrionidae
- Dicteriadidae
- Diphlebiidae
- Euphaeidae
- Hemiphlebiidae
- Isostictidae
- Lestidae
- Lestoideidae
- Megapodagrionidae
- Perilestidae
- Platycnemididae
- Platystictidae
- Polythoridae
- Protoneuridae
- Pseudostigmatidae
- Synlestidae
Ciri-ciri umum
Capung jarum memiliki bentuk tubuh
yang panjang dan kurus ramping seperti jarum. Sayap capung jarum selalu
dalam posisi tegak menyatu di atas punggungnya saat beristirahat atau
hinggap pada ranting tanaman.
Siklus hidup capung jarum bermula
dari telur. Umumnya setelah 2 hari, telur akan menetas dan larva keluar
meninggalakn cangkangnya. Kemudian larva akan bertumbuh menjadi nimfa
dan pada akhirnya menjadi capung arum dewasa. Capung jarum dewasa
memiliki warna tubuh hijau kekuningan dan hitam.
Habitat
Habitat capung jarum tersebar luas
mulai dari sepanjang aliran air, kolam, rawa, hutan, sawah, hingga
pekarangan rumah. Capung jarum dapat ditemukan di pantai ataupun daerah
dengan ketinggian 3.000 meter di atas permukaan laut.
2. Capung Ciwet
Capung ciwet (nama latin: Pantala
flavescens) adalah capung yang termasuk dalam keluarga Libellulidae.
Spesies ini dari Pantala hymenaea, yang "spot-bersayap glider", adalah
satu-satunya anggota dari genus Pantala dari subfamili Pantalinae. dan
capung ini merupakan spesies terbanyak di bumi ini. Capung ini memiliki
panjang hingga 4,5 cm, sayap membentang antara 7,2 cm dan 8,4 cm, sisi
depan kepala berwarna kekuningan kemerahan. Thorax biasanya berwarna
kuning keemasan diwarnai dengan garis gelap dan berbulu. Ada juga
spesies dengan cokelat atau thorax zaitun. Perut memiliki warna yang
sama seperti dada. Capung ini memiliki panjang hingga 4,5 cm, sayap
membentang antara 7,2 cm dan 8,4 cm, sisi depan kepala kekuningan
kemerahan.
Capung Ciwet |
Berikut klasifikasi capung ciwet.
Kerajaan: Animalia
Filum: Arthropoda
Kelas: Insecta
Ordo: Odonata
Upaordo: Anisoptera
Famili: Libellulidae
Genus: Pantala
Spesies: P. flavescens
Setelah kawin, capung jantan terbang
berdampingan, di mana capung betina bertelur sementara jantan tetap
mendampinginya. Umumnya capung betina menghasilkan sekitar 500-2.000
telur. Telur berbentuk bulat lonjong sekitar 0,5 mm dan 0,4 mm pada
titik-titik terkecil. Larva berkembang dalam 38-65 hari. Capung ciwet
memiliki larva sebesar 24 dan 26 mm dengan warna hijau muda dengan
cahaya, dan bintik coklat. Mata bulat menyamping di bawah kepala, perut
dan ekor tumpul. Namun, larva sangat sensitif terhadap suhu. Harapan
hidup tidak dapat diperkirakan dan karena mobilitas yang tinggi hampir
tidak mungkin untuk menentukannya. Larva sangat aktif mencari makan
larva serangga dan udang kecil, nyamuk yang terbang berkerumun, semut
dan bahkan rayap.
Kecepatan penerbangan capung ini
hingga 5 m/s. Terutama di musim gugur ketika kawanan lalat dalam jumlah
besar berkeliaran, sehingga mereka menggunakan termal ini untuk
memperoleh keuntungan. Mereka lebih memilih angin lembab. Dalam
penerbangan normal, populasi capung ini terbang 2,5 meter di atas tanah.
1. Capung merupakan salah satu serangga purba, mereka sudah ada di bumi sejak 300 juta tahun yang lalu. Fosil capung terbesar yang pernah ditemukan di bumi mempunyai ukuran lebar sayap lebih dari 3 meter.
2. Hewan ini adalah serangga golongan Odonata dengan lebih dari 5000 spesies berbeda yang tersebar di seluruh penjuru dunia. Di Amerika Serikat saja terdapat lebih dari 400 spesies, apalagi Indonesia yang luas ini pasti lebih banyak spesies capung yang hidup.
3. Kita mungkin sering melihat seekor capung berada di atas permukaan air. Mengapa demikian? Ternyata di permukaan air itulah capung menaruh telur-telurnya yang kemudian akan menetas menjadi larva. Mereka juga sangat awas dengan daerahnya seperti permukaan air tersebut sehingga sering kita jumpai 2 capung yang berkelahi satu sama lain untuk memperebutkan daerah kekuasaan.
4. Walaupun kelihatannya sangat indah, capung sebenarnya adalah serangga yang ganas. Sejak menetas dari telur, mereka adalah karnivora yang suka menyantap hewan lain. Pada saat masih larva, mereka memakan plankton, ikan-ikan kecil, serta larva lain. Di saat sayap mereka mulai berkembang, capung muda memiliki bagian tubuh khusus yang berada di sekitar kepalanya yang berfungsi sebagai tongkat untuk memudahkan menangkap ikan-ikan kecil. Di saat dewasa, capung merupakan predator alami dari nyamuk, sehingga populasi capung yang banyak bisa menjadi pengontrol yang efektif dalam menanggulangi penyebaran nyamuk pada suatu tempat.
5. Hampir seluruh masa hidup capung sebenarnya dihabiskan pada saat mereka larva. Larva capung sendiri hidup kira-kira 3 tahun, setelah itu mereka baru bermetamorfosis menjadi capung dewasa yang bersayap. Capung dewasa ini hanya bertahan hidup beberapa minggu karena tujuan mereka bermetamorfosis tersebut hanya untuk menemukan pasangan agar bisa melangsukan perkawinan dan akhirnya bisa melanjutkan keturunan.
6. Sayap capung bagian depan lebih panjang daripada sayap capung bagian belakang. Bentuk sayap seperti ini membuat capung dapat terbang sangat cepat hingga 50 km/jam dan dapat melakukan berbagai manuver di udara mulai dari bergerak ke samping, belakang sampai menyusuri suatu permukan benda. Kelihaiannya dalam terbang tersebut menobatkan mereka sebagai serangga tercepat yang ada di bumi.
7. Salah satu hal paling menarik yang ada pada capung adalah bentuk matanya. Serangga ini memliki mata yang besar dengan ribuan lensa yang bersegi-segi seperti pada lebah. Dengan mata yang besar dan bersegi-segi tersebut, capung dapat melihat ke segala arah. Hal inilah yang membuat kita agak kesulitan ketika ingin menangkap hewan ini walaupun dari belakangnya sekalipun.
Source: http://hermawayne.blogspot.co.id/2012/01/fakta-tentang-capung.html
http://www.belajarbagus.com/2015/06/klasifikasi-capung.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar