Minggu, 04 September 2016

Jerapah (Giraffa Camelopardis)

Jerapah (Giraffa Camelopardalis) adalah mamalia berleher panjang ditemukan di hutan padang rumput terbuka sub-Sahara Afrika. Jerapah adalah mamalia yang tertinggi yang masih hidup di dunia ini. Ada sembilan sub-spesies jerapah yang ditemukan di lokasi yang berbeda secara geografis dan masing-masing berbeda dalam warna dan pola sesuai tempat asal mereka. Jerapah ditemukan di sub-Sahara Afrika dan di beberapa bagian Afrika Utara. Di Afrika Tengah sendiri, keberadaan Jerapah terisolir ke hanya beberapa wialayah kecil saja. Namun, populasi jerapah secara keseluruhan dianggap stabil dan bahkan berkembang di beberapa daerah karena peningkatan permintaan jerapah di peternakan pribadi.

Jerapah memiliki leher sangat panjang yang memungkinkan untuk mengeksploitasi daun dan vegetasi yang tinggi. Meskipun panjang, leher jerapah sebenarnya terdiri dari struktur tulang dengan jumlah yang sama dengan mamalia berkuku lainnya tetapi hanya bentuknya saja yang berbeda. Jerapah memiliki leher panjang, kaki tipis panjang, dan ekor panjang yang memiliki bulu di bagian ujung yang berguna untuk mengusir lalat. The Jerapah cenderung berwarna putih dengan pola berwarna coklat atau kemerahan mentupi seluruh tubuhnya (terkecuali kaki bagian bawah). Pola dari setiap jerapah tidak hanya unik tapi juga beragam dari segi bentuk, ukuran, dan jumlah dan pola tersebut berbeda setiap jerapah. Dengan mata yang besar serta tinggi badan mereka, membuat jerapah memiliki daya penglihatan yang cukup baik. Jerapah juga memiliki tanduk kecil yang disebut ossicones di atas kepala mereka. Jerapah menghuni hutan terbuka dan savana di mana mereka dapat menggunakan tinggi badan mereka untuk dapat melihat bahaya dari jarak yang jauh.

  • Filum: Chordata
  • Kelas: Mammalia
  • Order: Artiodactyla
  • Keluarga: Giraffidae
  • Genus: Giraffa
  • Nama Ilmiah: Giraffa Camelopardalis
  • Nama Umum: Jerapah, Giraffe
  • Kelompok: Mamalia, Herbivora
  • Lokasi: Sub-Sahara Afrika
  • Habitat: Hutan dan Savana
  • Warna: Putih, Merah, Coklat, Hitam
  • Jenis Kulit: Rambut
  • Tinggi: 4m - 6m
  • Berat: 550kg - 1,930kg
  • Kecepatan Lari: 48 km/jam
  • Makanan: Daun dan Buah
  • Predator: Singa, macan tutul, Hyena
  • Gaya Hidup: Diurnal
  • Perilaku Hiudup: Berkelompok
  • Rentang Hidup: 20 - 25 tahun
  • Status Konservasi: Aman
  • Ancaman Terbesar: Perburuan dan Hilangnya Habitat
  • Ciri Khusus: Leher Panjang dan Mantel Kulit Bermotif Unik
  • Fakta Untik: Memiliki lidah yang panjang yakni hingga 18 inci 


Ukuran jerapah yang besar mengharukan mereka untuk menghabiskan banyak waktunya makan yang cenderung dilakukan pada pagi dan sore hari. Ketika siang hari, ketika suhu semakin panas, jerapah pergi ke daerah yang lebih teduh di mana mereka akan memuntahkan makanan mereka, sebelum kemudian dikonsuminya lagi. Sekawanan kecil jerapah terdiri dari beberapa betina dan anak-anak mereka dengan menghabiskan baik siang dan malam bersama-sama untuk melindungi anak-anak mereka dari predator. Sedangkan jerapah jantan cenderung lebih soliter (menyendiri) berkeliaran di daerah yang luas untuk mencari betina untuk di kawin. Namun jika ada dua pejantan bertemua, keduanya akan mulai membenturkan kepala  dan leher mereka untuk menunjukan dominasi antar satu dengan lain. Pemenangnya akan mendapatkan hak untuk mengawini beitna jerapah lokal.

Jerapah berkembang biak sepanjang tahun. Setelah jerapah jantan bertemu dengan jerapah betina dan melakukan perkawiana, jerapah jantan akan pergi dan melanjutkan cara hidup soliternya. Setelah periode kehamilan yang berlangsung selama 15 bulan, jerapah betina melahirkan bayi tunggal dengan tinggi sudah mencapai dua meter dan memiliki pola tersendiri yang unik. Setelah lahir, jerapah betina akan menajuhkan anaknya dari anggota kawanannya selama 15 hari dan kemudian akan disapih saat anaknya berusia lebih dari setahun. Meskipun jerapah muda baik jantan atau pun betina akan bergabung dengan kelompok induknya, tetapi ketika jerapah jantan sudah mendapat cukup umur, mereka akan pergi melanjutkan perjalanan mereka sendiri dengan hidup soliter. 

Jerapah adalah binatang herbivora dengan tubuh tinggi sehingga membuat mereka dapat menggapai makanannya meskipun berada di atas pohon yang tinggi. Jerapah dikenal makan hingga 60 spesies tanaman yang berbeda sepanjang tahun. Jerapah mengambil makananya dengan menggunakan lidahnya yang panjang yang bisa tumbuh hingga 18 inci. Jerapah dikethaui paling sering memakan daun pohon akasia tetapi mereka juga dikethaui memakan aprikot liar, bunga, buah-buahan, tunas, biji-bijian dan rumput segar setelah hujan. Jerapah mendapatkan 70% pasokan kebutuhan akan air dari makanan mereka sehingga jerapah hanya perlu minum air sangat sedikit setiap harinya. Ketika minum, jerapah akan melebarkan kaki depan mereka kemudian membungkukkan leher mereka yang panjang ke tanah.

Meskipun menjadi hewan darat tertinggi di dunia, jerapah sebenarnya dimangsa oleh sejumlah karnivora besar yang ikut menghuni hutan terbuka dan savanah. Singa merupakan predator utama jerapah. Selain singa, heyna dan macan tutul juga sering memburu jerapah. Jerapah mengandalkan dataran terbuka yang luas sehingga mereka dapat melihat ancaman dari predator yang mencoba untuk memburunya untuk kemudian lari. Akan tetapi jika predator sudah terlalu dekat dengannya, jerapah akan menggunakan kaki-kaki mereka untuk membela diri. Dari semua anggota kawanan jerapah, jerapah yang masih muda lah yang paling rentan dan akan bergantung pada perlindungan induk mereka serta jerapah dewasa lainnya dari kawanan mereka. Sayangnya, sekitar 50% dari jerapah muda tidak berhasil melewati usia 6 bulan mereka karena dimangsa oleh predator seperti singa, hyena dan macan tutu. Tetapi, perburuan yang dilakukan manusia lah yang mengancam populasi jerapah. Ditambah pembukaan lahan yang dilakukan manusia untuk pertanian dan pemukiman membuat populasi jerpah terus terancam.

Hari ini, secara umum jerapah terdaftar oleh IUCN sebagai hewan yang masih terjaga dari kepunahan di alam liar berdasarkan fakta yang menunjukan sebagian besar populasi jerapah saat ini masih stabil dan bahkan di beberapa daerah mengalami peningkatan. Namun, di beberapa daerah, khusunya di Afrika Tengah, kebaradaan jerapah terancam karena masih maraknya perburuan liar dan hilangnya habitat asli mereka akibat pembukaan lahan untuk pemukiman dan pertanian.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar